Wisata Hutan De-Djawatan Banyuwangi
Wisata Hutan De-Djawatan menjadi salah satu magnet bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi. Gimana enggak, kemegahan pohon trembesi atau saman yang sudah berusia sekitar 100 hingga 200 tahun itu membuat tempat ini cocok untuk ngadem. Nggak cuma ngadem, kamu bisa menjelajah hutan seluas empat hektare ini sambil berfoto-foto. Walau cukup luas, dijamin kamu nggak bakal capek kok keliling Hutan De-Djawatan sambil berburu spot terbaik di sana.
Spot Foto di Hutan De-Djawatan
Kira-kira ada spot apa aja sih yang ada di Hutan De-Djawatan? Di awal kedatangan, kamu akan melihat tulisan ikonik besar Hutan De-Djawatan yang berwarna-warni. Di sanalah spot foto pertama yang bisa kamu abadikan bersama sahabat ataupun keluarga.
Spot selanjutnya berada di tengah area hutan, yaitu rumah pohon dan jembatan kayu. Dari spot inilah kamu bisa melihat dan merasakan kemegahan pohon trembesi, baik dari point of view atas maupun bawah. Di sekitar rumah pohon ini biasanya kamu juga akan menjumpai beberapa orang dengan cosplay ‘Kebo-keboan’, yaitu orang yang menyerupai kebo atau kerbau dengan memakai baju serba hitam dan bertanduk layaknya kerbau di sawah. Mereka adalah warlok alias warga lokal yang siap kamu ajak berswafoto dengan memperkenalkan tradisi ritual asli warga setempat.
Keseruan menjelajah hutan yang berada di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring ini bakal semakin seru ketika kamu memasuki area belakang hutan. Karena semakin masuk ke dalam, kamu bakal disuguhi deretan pohon trembesi dengan tumbuhan paku yang semakin membuat eksotis tempat ini. Kamu bisa eksplore area belakang dengan beberapa spot seperti kayu mati, ‘lorong’ hutan, dan tumbuhan hijau di sekitarnya.
Hutan De-Djawatan juga menawarkan ragam aktivitas seperti asyiknya naik delman dan ATV untuk berkeliling tanpa berjalan kaki. Selain nggak capek, kamu bisa merasakan pengalaman menaiki delman di era modern ini, sekaligus membantu perekonomian warga setempat lho. Sedangkan kalau memilih untuk naik ATV, pastinya kamu bakal punya pengalaman seru mengelilingi Hutan De-Djawatan dengan kendali ada di tangamu. Seru nggak tuh..
Hutan De-Djawatan Dulu dan Kini
Dulunya hutan yang dikelola oleh Perhutani ini adalah tempat untuk penimbunan kayu di Banyuwangi wilayah selatan sejak masa kolonial Belanda. Adanya pohon trembesi di sana seolah menjadi payung alami untuk menjaga kualitas kayu-kayu tersebut sebelum dikirim ke berbagai wilayah. Salah satu cara pengiriman kayu di sana adalah dengan cara diangkut menggunakan kereta lori atau lokomotif penganggkut barang. Kayu-kayu tersebut lalu didistribusikan hingga ke pelabuhan berskala internasional di pusat kota Banyuwangi yang saat ini bernama Pantai Marina Boom.
Dan kini, Hutan De-Djawatan resmi masuk dalam daftar obyek wisata Kabupaten Banyuwangi sejak tahun 2018. Saat itu alih fungsi area tempat penimbunan kayu menjadi destinasi wisata karena banyaknya wisatawan lokal yang mengunggah foto dan video pada tahun-tahun sebelumnya. Setiap harinya, Hutan De-Djawatan dikunjungi oleh ribuan wisatawan nusantara hingga mancanegara lho.
Jam operasional Hutan De-Djawatan sendiri buka mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Waktu terbaik untuk berfoto di sana adalah saat pagi dan sore hari saat sinar matahari serong dan menembus lebatnya pepohonan di sana. Buat kamu yang ingin ke Hutan De-Djawatan bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum seperti bus, dengan jarak sekitar 35 kilometer dari pusat kota Banyuwangi. Lebih mudahnya, kamu bisa konsultasikan perjalananmu bersama Explore Banyuwangi. Ayo tunggu apa lagi, segera atur segera jadwal liburanmu.